Sebelum terjun ke dunia politik, dua putra Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep dikenal sebagai pengusaha muda di Indonesia. Salah satu bisnis https://osteoready.com yang dibangun oleh Gibran ada Chili Pari Catering di tahun 2010 dan Markobar yang sempat viral di tahun 2015. Namun setelah terpilih menjadi walikota Solo, Gibran mewarisi dua bisnis kulinernya kepada adik bungsunya, Kaesang Pangarep. Tapi sayang, Kaesang tidak bisa mempertahankan warisan bisnis yang diberikan oleh sang kakak. Chili Pali Catering saja sudah berhenti beroperasional, bisnis martabak kekiniannya, Markobar, sudah tidak terlalu aktif di media sosial. Bisnis-bisnis lain yang dimiliki oleh Gibran juga banyak yang tidak berjalan mulus dan selalu menghilang dari pasar secara perlahan. Kini sang adik, Kaesang, mulai mengikuti jejak sang kakak dan ayah untuk terjun ke dunia politik. Seperti sang kakak, Kaesang juga merupakan pengusaha yang membangun kerajaan bisnis sendiri, mulai dari Sang Pisang, Sang Javas, Madhang, hingga Siapmas. Tapi sayangnya, hampir semua bisnis yang dibuat oleh Kaesang juga tidak berjalan sukses seperti bisnis kakaknya. Deretan Pengusaha Muda Indonesia Mungkin banyak dari kamu yang terpesona dengan penampilan Gibran dan Kaesang yang sering di elu-elukan sebagai pengusaha muda sukses di Indonesia. Padahal, kedua anak ini hanya beruntung mendapat privilege sebagai anak presiden saja. Di luar sana, masih banyak pebisnis muda sukses yang benar-benar memulainya dari nol. Sama seperti Gibran dan Kaesang. Bisnis yang dibangun tidak selalu berjalan sukses. Bedanya, mereka bukan anak presiden jadi kalau bisnisnya bangkrut, mereka tidak bisa lari ke dunia politik untuk mencari peruntungan baru. Hal yang bisa dilakukan hanyalah berjuang dan bertahan mengembangkan bisnisnya sendiri dari nol sampai dikenal khalayak luas sampai saat ini. Berikut daftar pengusaha muda Indonesia yang bisa menjadi inspirasi kamu: 1. Amanda Cole Amanda Cole adalah salah satu pengusaha muda Indonesia sukses yang menginspirasi anak-anak muda. Bagaimana tidak? Di saat banyak orang ingin menjadi PNS, pegawai kantoran, dan lain-lain, Amanda Cole rela meninggalkan pekerjaan itu demi membantu para petani di daerah dengan membagun perusahaan bernama SayurBox. SayurBox adalah startup Indonesia yang fokus memberikan platform pendistribusian sayur segar dari sumbernya secara langsung. Aplikasi ini mendapat respon positif dari berbagai masyarakat, terutama mereka yang menerapkan gaya hidup sehat yang sering kesulitan mencari bahan-bahan makan yang segar dan organik. Kini wanita berusia 28 tahun itu telah bermitra dengan lebih dari 300 perkebunan dan melayani lebih dari 50 ribu pelanggan dengan rata-rata pengiriman per harinya mencapai 1000 pesanan. 2. James Prananto James Prananto adalah salah satu pendiri dari kopi kekinian yang viral, yaitu Kopi Kenangan. Bisnis ini didirikan oleh James, Edward Tirnata, dan Cynthia Chaerunnisa pada tahun 2017. Gerai pertama Kopi Kenangan dibuka di Menara Standard Chartered yang berlokasi di Kuningan, Jakarta Selatan. Lokasi gerai pertama yang diambil berada di wilayah yang elit. Namun bisnis yang memadukan konsep warung kopi pinggir jalan yang menawarkan kopi berkualitas dengan harga terjangkau ini terlihat sangat percaya diri bisa diterima di wilayah itu. Di gerai yang pertama itu mereka berhasil menjual 700 cangkir di bulan pertama. Seiring berjalannya waktu, gerai itu bisa menjual lebih dari 3 juta cangkir https://riverviewms.com yang membuat namanya perlahan-lahan booming. Tak lama kemudian, Kopi Kenangan mendapat pendanaan awal dari Alpha JWC Ventures sebesar USD8 juta atau setara Rp114,8 miliar. Berkat pendanaan besar di awal itu, James dan kedua rekan kerjanya mampu mengalokasikan dana dengan baik, sehingga Kopi Kenangan masih tetap eksis dan disukai oleh banyak orang 3. Ferry Unardi Siapa yang tidak tahu aplikasi Traveloka? Semua orang pasti setidaknya sekali pasti pernah memesan tiket pesawat maupun hotel dari aplikasi ini. Sosok yang mendirikan aplikasi ini adalah Ferry Unardi, pria kelahiran 16 Januari 1988 di kota Padang. Ferry Unardi memang memiliki privilege yang membantunya dalam mengembangkan bisnisnya. Salah satu privilege yang dimanfaatkannya adalah menjalankan pendidikan tinggi di Purdue University jurusan Computer Science and Engineering. Setelah menyelesaikan pendidikan S1, dia bekerja di perusahaan ternama dunia, yaitu Microsoft. Tak lama kemudian, dia mulai melanjutkan studi di Harvard University. Kemudian dia mulai tertarik untuk membangun perusahaan rintisan dan memilih bidang mesin pencari tiket pesawat. Akhirnya dia membuat startup bernama Traveloka yang bergerak di bidang reservasi tiket yang tergolong baru di Indonesia. Bisnis yang dibuatnya menarik perhatian banyak investor sehingga dia berhasil mendapat perusahaan modal ventura (venture capital) yang cukup besar. Sekali lagi, penanaman modal yang besar akan menjadi sia-sia jika tidak dialokasikan dengan baik. Beruntungnya, Ferry Unardi dan tim berhasil mengelolanya dengan baik sehingga Traveloka masih tetap eksis dan menjadi salah satu startup travel terkemuka di Indonesia. 4. Nadiem Makarim Sama seperti Ferry Unardi, Nadiem Makarim juga berhasil memanfaatkan privilege pendidikannya dengan baik. Sebagai informasi, Nadiem tercatat pernah menjalani pendidikan SMA di Singapura, pendidikan sarjana di International Relations di Brown University Amerika Serikat, dan pendidikan master di Harvard Business School. Memiliki latar pendidikan yang luar biasa, dia sempat bekerja di sebuah perusahaan konsultan McKinsey & Company. Sampai suatu hari, Nadiem melihat adanya permasalahan utama dalam pengendara ojek. Dia menilai bahwa tukang ojek pangkalan tidak produktif karena lebih sering menunggu rejeki daripada menjemput rejeki. Nadiem juga kesulitan untuk bermobilitas di Jakarta karena situasi jalanan yang tidak menentu. Akhirnya, dia memutuskan mendirikan perusahaan startup bernama Gojek yang menghubungkan penumpang dan pengendara sehingga mereka bisa menerima pesanan kapan saja dan dimana saja tanpa harus mangkal. 5. Shinta Nurfauzia Shinta Nurfauzia adalah pengusaha muda Indonesia yang mendirikan Lemonilo, perusahaan yang memproduksi dan menjual berbagai produk makanan dan minuman organik, bebas bahan kimia, dan non-GMO (non-genetically modified organisms). Sebelum membangun bisnis, Shinta pernah bekerja sebagai analisis investasi di Morgan Stanley dan Quvat Management. Karirnya cukup gemerlang, sebab dia sempat menjadi manajer investasi di MDI Ventures. Tapi tak lama setelah itu, dia memutuskan untuk keluar dan membangun Lemonilo. Tekadnya membangun Lemonilo membawa berkah besar bagi Shinta Nurfauzia. Pada tahun 2018, dia dinobatkan sebagai salah satu penerima penghargaan dari Forbes 30 Under 30 Asia dalam kategori Manufacturing & Energy. Berkat penghargaan itu, Shinta menjadi sosok pengusaha muda Indonesia yang inspiratif. Indra Gunawan adalah sosok dibalik bisnis Bobobox yang viral sejak tahun 2018. Ya, disaat banyak pengusaha yang membangun hotel hingga penginapan yang mewah, Indra justru memilih membangun penginapan sederhana dengan konsep hotel kapsul. Bisnis hotelnya https://themissingcalculator.com mendapat respon positif dari berbagai kalangan, terutama mereka yang hobi traveling dan backpacker. Berkat popularitas bisnisnya itu, Bobobox berhasil mendapat pendanaan Seri A senilai 11.5 juta Dolar AS dari Horizons Ventures dan Alpha JWC Ventures di tahun 2020.